Jumat, 06 November 2009
3465 peserta cpns yang akan kecewa
Tapi.......,, Pemerintah Kab. kerinci hanya menerima 35 orang yang akan di tempatkan di DIKJAR Kecamatan di wilayah kab. kerinci, berarti sekitar 3465 peserta yang akan mendapat kecewa,,,, wahh ini meupakan jumlah yang besar,.
Mudah-mudahan saja Tes CPNS tahun ini tidak ada kecurangan, gak kayak tahun sebelumnya,,,,,,hhehehe...
Rabu, 28 Oktober 2009
Tari Rantak Kudo
Tari Rentak Kudo memiliki atraksi mistik yang memukau, karena para penari bisa berbuat aneh seperti, berjalan di atas beling kaca dan berdiri di atas bara api.
Tarian ini bisa kita lihat pada acara akbar di kerinci. Olyn
budaya kerinci, kok diam....?
gempa sumatera tertera di al qur'an
"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya".
Selain itu, gempa susulan di Padang juga terjadi pada pukul 17.58 WIB. Jika dikaitkan dengan kitab suci Alquran, dalam surat 17 (Al Israa') ayat 58 pun dituliskan,
"Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz)".
Saat gempa bumi yang terjadi di Jambi pada 1 Oktober lalu, peristiwanya terjadi sekira pukul 08.52 WIB. Sedangkan di dalam Surat 8 (Al Anfaal) ayat 52 bertuliskan "(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya".
Apapun kejadian yang menimpa kita, semuanya kembali kepada diri kita masing-masing bagaimana kita menyikapinya, semoga saja dibalik peristiwa ini tersimpan hikmah untuk kita semua. (www.jambiglobal.com)
Selasa, 27 Oktober 2009
Kebanggan Masyarakat Kerinci Telah Tiada
Minggu, 16 Desember 1999, merupakan Tahun yang tak telupakan bagi masyarakat Kerinci, karena pada hari tersebut diselenggarakn Festival Seni dan Budaya masyarakat Kerinci alias Festival Masyrakat Peduli Danau Kerinci ( FMPDK ) untuk yang pertama kali yang di selenggarakan di Danau Kerinci. FMPDK ini merupakan buah hasil pemikiran dari Bpk. Drs H. Fauzi Siin ( Eks Bupati Kerinci ) dkk. Festival tersebut merupakan ajang memperkenalkan adat,seni,budaya,kerajinan tangan,masakan, yang asli dari pemikiran dan tangan-tangan rakyat kerinci kepada wisatawan.
Banyak para wisatawan Lokal dan Asing menyaksikan acara akbar tersebut, semua masayarakat kerinci berkumpul di pinggiranDananu Kerinci Nan Elok. FMPDK diselenggarakan setiap tahunnya hingga 2008. Tapi, kebanggan tersebut telah hilang.
Setelah Bpk. Fauzi berhenti menjadi Bupati, FMPDK tidak lagi di selenggarakan, entah apa yang menjadi alasan tersebut. Semua masyarakat Kab. Kerinci sangat merasa sedih, karena kebanggan yang selama ini mereka banggakan sebelumnya berhenti begitu saja tanpa alasan yang jelas.
Saya, sebagai Uhang Asli Kincai ( kerinci ) sangat berharap kepada bpk. H.Murasman,MM yang terpilih menjadi Bupati Kerinci, berharap agar bisa melanjutkan Festival akbar tersebut. Apabila festival tersebut tidak di laksanakan pada tahun 1999, mungkin orang tidak akan mengenal tentang Seni dan Budaya Kerinci.
( oln,bk )
Gunung Kerinci Merupakan Misteri Yang Mempunyai Pesona
Gunung kerinci merupakan gunung merapi yang puncaknya tertinggi di sumatera yang mencapai 3085 mdpl. Berada pada lintang 10°45,50' LS dan 1010°160' BT . Cekungan kawahnya dari sisi ke sisi berukuran 600 x 100 meter persegi dengan daerah lava aktif yang berwarna hijau kekuning kuningan 120 x 100 meter persegi.
Gunung ini merupakan kawasan dari TNKS ( Taman Nasional Kerinci Seblat ). Puncak gunung ini sangat sering tertutup kabut sehingga agak sulit dilihat dari kejauhan. Suhu udara di daerah puncak berkisar antara 5-10 derajat celcius, bahkan dapat mencapai di bawah 0 derajat celcius pada musim kemara.
Untuk mencapai puncak Gunung Kerinci dari Desa Kersik Tuo dengan waktu tempuh 10-12 jam yang telah ada jalur pendakian berupa jalan setapak, dilengkapi papan keterangan dan interpretasi di beberapa lokasi. Apabila telah sampai di puncak, pemandanga yang terlihat akan nampak sangat indah, karena kita bisa melihat seluruh wilayah di Kabupaten kerinci dan kota Sungai Penuh, dan juga sebagian wilayah Sumatera Barat. Di sini kita juga bisa menjumpai Bunga Edellweis yang Indah.
Banyak yang menyebutkan bahwa Gunung Kerinci adlah Gunung yang Angker, itu semua hanya kebohongan. Semua akan terjawab apabila anda sampai ke puncak Gunung Kerinci yang mempunya aura syurga.
Perijinan untuk pendakian gunung ini termasuk standar dan tidak terlalu berbelit-belit. Ijin bisa diurus di Pos petugas taman nasional.
Gunung Kerinci merupakan kebanggan bagi masyarakat sakti alam Kerinci.
Perijinan untuk pendakian gunung ini termasuk standar dan tidak terlalu berbelit-belit. Ijin bisa diurus di Pos petugas TNKS. ( olyn,Bk )
Minggu, 25 Oktober 2009
Seni dan Budaya Kerinci
Kabupaten Kerinci memiliki potensi nilai seni dan budaya cukup besar dengan keragaman yang sangat tinggi. Potensi seni yang berkembang di daerah ini diantaranya adalah seni musik daerah, nyanyian-nyanyian daerah, tarian daerah, kesenian bernuansa islami, dan berbagai bentuk seni tradisional lainnya. Eksistensi kesenian daerah dimungkinkan oleh keberadaan kelompok-kelompok seni daerah yang tersebar di berbagai daerah perdesaan yang meliputi seni teater sebanyak 28 buah, seni tari sebanyak 65 buah, seni musik sebanyak 52 buah, seni musik qasidah/rebana sebanyak 48 buah, dan wayang sebanyak 9 buah. Pertunjukan kesenian daerah umumnya dikaitkan langsung dengan acara-acara serimonial seperti acara pernikahan, menyambut kelahiran seorang bayi, peresmian rumah tempat tinggal, acara sunatan anak laki-laki atau bentuk acara lainnya. Selain kesenian daerah, Kabupaten Kerinci juga memiliki potensi budaya daerah yang sangat besar dan bernilai luhur karena tumbuh secara alami dari akar budaya masyarakat secara turun temurun hingga ratusan tahun. Hingga saat ini, masyarakat masih memegang teguh nilai-nilai budaya daerah baik dalam pelaksanaan berbagai acara adat maupun acara serimonial serta penyelesaian berbagai persoalan kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari yang menyangkut harta benda atau perbuatan kriminal dan asusila. |
sejarah kerinci
Kata Kerinci berasal dari bahasa Tamil Kurinji yaitu nama bunga kurinji (Strobilanthes kunthiana) yang tumbuh di India Selatan pada ketinggian di atas 1800m. Karena itu Kurinji juga merujuk pada kawasan pegunungan.
Suku Kerinci sebagaimana juga halnya dengan suku-suku lain di Sumatra termasuk ras Mongoloid Selatan berbahasa Austronesia.
Berdasarkan bahasa dan adat-istiadat suku Kerinci termasuk dalam kategori Melayu, dan paling dekat dengan Minangkabau dan Melayu Jambi. Sebagian besar suku Kerinci menggunakan bahasa Kerinci, yang memiliki beragam dialek, yang bisa berbeda cukup jauh antar satu tempat dengan tempat lainnya di dalam wilayah Kabupaten Kerinci. Untuk berbicara dengan pendatang biasanya digunakan bahasa Minangkabau atau bahasa Indonesia (yang masih dikenal dengan sebutan Melayu Tinggi).
Suku Kerinci memiliki aksara yang disebut surat incung yang merupakan salah satu variasi surat ulu.
Sebagian penulis seperti Van Vollenhoven memasukkan Kerinci ke dalam wilayah adat (adatrechtskring) Sumatera Selatan, sedangkan yang lainnya menganggap Kerinci sebagai wilayah rantau Minangkabau.
Suku Kerinci merupakan masyarakat matrilineal.
Sebagaimana diketahui dari Naskah Tanjung Tanah, naskah Melayu tertua yang ditemukan di Kerinci, pada abad ke-14 Kerinci menjadi bagian dari kerajaan Malayu dengan Dharmasraya sebagai ibu kota. Setelah Adityawarman menjadi maharaja maka ibu kota dipindahkan ke Saruaso dekat Pagaruyung di Tanah Datar.